Banyak orang suka nonton bareng. Umat Katolik pun tidak terkecuali. Maka, atas prakarsa Ibu Kristianne Retno, pengasuh Majalah Nuntia Paroki Katedral Roh Kudus Keuskupan Denpasar, saya pun jadi komentator acara nonton bareng Misa Beatifikasi Paus Yohanes Paulus II di Paroki Katedral Roh Kudus. Karena komentatornya peminat liturgi dan tradisi Katolik, bisa ditebak bahwa komentarnya pun sarat dengan katekese liturgi dan juga pengenalan banyak hal tentang tradisi suci nan indah Gereja Katolik.
Masih segar dalam ingatan kita, pada 1 Mei 2011 yang lalu, Paus Yohanes Paulus II dibeatifikasi dalam sebuah Misa yang dipimpin oleh Paus Benedictus XVI. Sayangnya, acara ini tidak dipancarluaskan oleh satu pun stasiun televisi Indonesia. Indosiar, yang biasanya menayangkan Misa Paskah Paus dari Vatikan, juga tidak menayangkan Misa Beatifikasi ini. Hanya mereka yang punya parabola atau TV kabel yang bisa nonton. Sungguh sayang. Karena itu, saya download rekamannya dari benedictxvi.tv dan memutarnya ulang untuk umat Paroki Katedral Roh Kudus, Keuskupan Denpasar.
Acara nonton bareng Senin, 20 Juni 2011 itu dibuka pukul 19:15 oleh Romo Guido Fahik, SVD, setelah Bapak J.B. Soetiksno dari Dewan Pastoral Paroki menyampaikan sambutan selamat datang. Sebelumnya, sejak pukul 18:30, saya memutar film dokumenter Tu Es Petrus bikinan Televisi Vatikan (CTV). Isinya tentang hari-hari terakhir mendiang Paus Yohanes Paulus II sampai dengan Upacara Penobatan Paus Benedictus XVI.
Usai Romo Guido membuka acara, film langsung diputar. Mulailah umat mengikuti Misa dalam Bahasa Latin ini. Hampir 200-an umat yang mengikuti acara ini. Sebagian besar dari Paroki Katedral. Menurut penyelenggara, ada juga umat dari paroki-paroki lain. Buku Ordo Missae/Tata Perayaan Ekaristi dalam dua bahasa, Latin-Indonesia, yang disediakan sebanyak 120 buah, dengan cepat ludes dan banyak umat harus berbagi. Buku ini menjadi panduan utama, agar umat bisa mengerti apa yang dikatakan dan yang sedang terjadi.
Film yang panjangnya 3 jam itu memang tidak semuanya dipertontonkan. Banyak bagian Misa yang dilompati, misalnya saat homili. Antusiasme umat sungguh menggembirakan. Beberapa kali film dihentikan dan kami berdiskusi tentang beberapa hal, termasuk sikap yang benar saat Bacaan I, II dan Injil, dan juga saat Tubuh dan Darah Kristus ditunjukkan kepada umat. Acara nonton bareng ini ditutup pukul 21:30 dengan doa.
Sungguh umat kita haus katekese liturgi. Banyak yang berharap liturgi kita bisa terus disempurnakan dan suatu saat nanti bisa seindah liturgi di Vatikan. Dan ini bukannya tidak mungkin. Semuanya tergantung kita. Bandingkan rumitnya persiapan saat menyambut Presiden kita yang datang berkunjung. Sudahkah kita melakukan hal yang sama (atau lebih baik?) saat Kristus, Tuhan kita, hadir dalam Misa?
Catatan: Saya memandu acara yang sama untuk para misdinar di Paroki Katedral Hati Kudus Yesus Keuskupan Surabaya, Jumat, 25 Jun 2011 malam. Lagi-lagi, katekese liturgi dan tradisi, kali ini untuk para misdinar.
Foto-Foto: Corbis, Deddy Haryatmo
Permisi, pak. untuk rekaman misa beatifikasi-nya url-nya apa ya, pak?
ReplyDelete