Graduale Romanum: Buku Nyanyian Resmi Gereja Katolik

Buku Graduale Romanum
(Foto: ABW)


Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) berulang kali menyebut kata “graduale”, “Graduale Romanum”, dan “Graduale Simplex”, saat membahas mengenai nyanyian dalam Perayaan Ekaristi. Apa itu graduale? Seperti apakah Graduale Romanum—buku nyanyian resmi Gereja Katolik—itu? Bagaimana dengan Graduale Simplex? Apa saja isi kedua buku ini dan di mana kita bisa memperolehnya secara gratis? Silakan ikuti pemaparan di bawah ini.

Graduale Romanum adalah buku nyanyian resmi Gereja Katolik Ritus Romawi. Buku ini berisi kidung-kidung indah, dan merupakan sumber utama untuk lagu-lagu prosesional (pembuka, persembahan, dan komuni) dan juga lagu pasca Bacaan Pertama dan sebelum Injil. Seperti bisa dibayangkan, semua yang ada di dalamnya adalah lagu atau kidung Gregorian, dalam bahasa Latin, dan menggunakan not kotak yg merupakan cikal bakal not balok modern. Sampai di sini mungkin Anda berpikir, tidak ada gunanya lagi melanjutkan membaca artikel ini, karena toh gereja Anda tidak (lagi) menyanyi lagu Gregorian. Tunggu dulu! Tak kenal maka tak sayang. Teruskan membaca dan Anda akan mengerti kenapa buku ini merupakan salah satu harta karun Gereja Katolik yang sangat layak untuk dikenal dan dilestarikan oleh umat Katolik.

Buku Graduale Romanum edisi 1974 yang sekarang digunakan (dan masih digunakan di banyak tempat!) berukuran A5, alias setengah kertas A4 yang biasa kita pakai. Buku ini 2 cm lebih tinggi dan 1 cm lebih lebar dari Puji Syukur ukuran besar. Tebal buku ini pun sama dengan Puji Syukur. Buku aslinya seperti di foto di atas bisa dibeli lewat internet (hard cover), misalnya lewat Amazon. Kalau Anda belum tertarik beli buku fisiknya, edisi yang sama persis bisa juga di-download (96.1MB) secara gratis di link berikut ini.

Seperti yang sudah saya sebut di atas, Graduale Romanum berisi lagu-lagu untuk Misa plus juga lagu-lagu lain. Lagu-lagu untuk Misa disajikan secara terstruktur seperti ini:

Lagu-Lagu Proprium Sesuai Masa Liturgi, berturut-turut untuk: Masa Adven, Natal, dan Prapaskah, Pekan Suci, Trihari Paskah, Masa Paskah, Masa Biasa, dan Hari-Hari Raya Tuhan (mulai dari Tritunggal Mahakudus, Tubuh dan Darah Kristus, sampai Kristus Raja).

Jadi, lagu pertama di buku ini adalah Lagu Pembuka untuk Misa Hari Minggu Adven I. Sejenak membahas latar belakang, sebelum Konsili Vatikan II, Gereja Katolik di seluruh dunia biasa menyanyi lagu-lagu Gregorian yang sama di suatu hari yang sama. Ini sama juga dengan bacaan-bacaan. Pada hari yang sama dibacakan bacaan-bacaan yang sama pula. Hal bacaan ini, sampai hari ini pun masih demikian adanya. Ini simplifikasinya ya. Mari kita kembali ke lagu Pembuka untuk Minggu Adven I tadi; judulnya, “Ad te levavi” atau “Kepada-Mu aku mengangkat (jiwaku, ya Tuhan)”. Di masa sekarang ini, Anda mungkin menyanyikan sebuah lagu yang lain, tapi setidaknya teks lagu Gregorian ini (terjemahannya, dalam Bahasa Indonesia) akan dibacakan oleh imam di awal Misa. Ini yang Anda kenal sebagai “Antifon Pembuka”. Jadi, antifon-antifon (pembuka, persembahan, dan komuni) itu sebenarnya adalah (teks) lagu-lagu pembuka, persembahan, dan komuni Gregorian, yang karena tidak dinyanyikan maka dibacakan oleh romo. Mulai menarik bukan? Oh ya, antifon itu artinya kurang lebih adalah refrain lagu. Jadi, antifon komuni adalah refrain lagu komuni. Hanya refrain? Lalu, bagaimana dengan ayatnya? Ada. Ayat-ayatnya disebutkan juga di Graduale Romanum. Biasanya diambil dari Kitab Mazmur. Ayat-ayat ini hanya dinyanyikan bila perlu saja. Khususnya saat komuni; kan lagunya perlu panjang untuk mengiringi banyaknya umat yang berprosesi menyambut komuni. Maka, ayat-ayatnya pun banyak, dan dinyanyikan bergantian dengan antifon alias refrainnya tadi.

Lagu-Lagu Umum, berturut-turut untuk Misa Umum: Dedikasi (=Pemberkatan) Gereja, Santa Perawan Maria, Para Rasul, Para Martir, Para Gembala, Para Pujangga Gereja, Para Perawan, dan Para Kudus.

Lagu-Lagu Proprium Hari Raya/Pesta/Peringatan Orang Kudus, berturut-turut dari bulan Januari sampai dengan Desember. Dari Peringatan Wajib Santo Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze setiap tanggal 2 Januari sampai dengan Paus Santo Silvester I setiap tanggal 31 Desember, meski yang terakhir ini jarang dirayakan. Ada semua lagunya masing-masing yang cocok.

Lagu-Lagu Misa Ritual, berturut-turut untuk Misa Inisiasi Kristiani, Tahbisan Suci, Viatikum, Perkawinan, Pemberkatan Abas dan Abdis, dan Konsekrasi Perawan serta Profesi Religius.

Lagu-Lagu Misa untuk Pelbagai Keperluan, yang banyak dan beraneka ragam.

Lagu-Lagu Misa Votif, dari Misa Votif Tritunggal Mahakudus sampai Misa Votif Semua Orang Kudus.

Lagu-Lagu Seputar Liturgi Orang Mati.

Lagu-Lagu Umum dalam Misa, mulai dari notasi Gregorian untuk Tanda Salib Pembuka sampai berbagai macam Ordinarium Gregorian, dari Missa I Lux et origo (Masa Paskah-PS 340 dst./MB 567 dst.) sampai Missa XVIII B untuk Arwah (PS 344 dst./MB 579 dst.). Anda sudah kenal Ordinarium Missa VIII De angelis? Ingin tahu seperti apa Ordinarium Missa IX Cum iubilo yang dipakai untuk Hari Raya dan Pesta Santa Perawan Maria? Ada semuanya di Graduale Romanum!

Nah, itu semua di atas adalah isi Graduale Romanum. Anda belum bisa baca not kotak Gregorian? Jangan kawatir. Tidak sulit kok mempelajarinya sendiri. Anda bisa baca artikel saya berikut ini untuk permulaan. Atau download artikel berikutnya, untuk sedikit lebih mendalaminya.

https://tradisikatolik.blogspot.com/2008/08/belajar-baca-notasi-gregorian.html
http://musicasacra.com/wordpress/wp-content/uploads/2017/07/squarenotes.pdf

Dalam waktu kurang dari 1 jam Anda akan bisa membaca not kotak Gregorian dan setelah beberapa kali berlatih dengannya, Anda akan menikmati not kotak ini dan tidak lagi butuh not angka, yang sesungguhnya memang lebih susah dipakai menyanyi. Oh ya, untuk memotivasi, saya tidak bisa main musik dan tidak bisa baca not balok, tapi saya bisa baca not Gregorian yang lebih mudah dari not balok dan juga not angka.

Contoh Halaman Graduale Romanum
(Foto: ABW)



Di atas ini adalah contoh halaman Graduale Romanum. Tepatnya untuk Pekan Suci, Hari Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan. Anda mau coba menyanyikan “Hosanna Putra Daud” (PS 491/MB 391) dalam bahasa Latin aslinya, dengan not kotak? Tidak susah kok. Apalagi kalau Anda sudah tahu melodinya. Naik turunnya melodi tinggal ikuti naik turunnya kotak saja. Kalau ada dua kotak tumpuk, yang dinyanyikan yang bawah dulu. Kalau di ujung kanan ada not yang cuma kelihatan separuh atau sepertiganya, itu tidak dinyanyikan; ia sekedar menunjukkan seberapa tingginya not berikutnya (di bawah).

Selanjutnya, tentang Graduale Simplex. Seperti namanya, ia adalah buku nyanyian Gregorian yang lebih simpel alias sederhana. Sesuai yang tertulis di halaman sampulnya, buku ini bisa digunakan di gereja-gereja yang lebih kecil, yang mungkin tidak punya paduan suara Gregorian dengan banyak anggota, dan tidak punya pelatih Gregorian juga. Lagu-lagu di buku ini jauh lebih mudah dari di Graduale Romanum. Melodinya sederhana. Paduan suara Gregorian boleh mengambil Lagu Pembuka dan Komuni dari Graduale Romanum, dan Lagu Persembahan dari Graduale Simplex, misalnya. Boleh-boleh saja. Berikut ini link untuk download Graduale Simplex secara cuma-cuma (88.1MB). Bukunya sedikit lebih kecil dan lebih tipis dari Graduale Romanum. Kalau mau beli, di Amazon juga ada.

http://media.musicasacra.com/books/graduale_simplex.pdf

Buku Graduale Simplex
(Foto: ABW)


Masih ada satu buku lagi sebenarnya. Graduale Triplex. Dari namanya saja sudah kedengaran lebih kompleks. Memang benar. Triplex adalah Romanum yang diberi tambahan neuma dari manuskrip-manuskrip kuno. Silakan lihat gambar di bawah ini. Yang ini untuk pelatih dan penyanyi Gregorian yang sudah taraf lanjut saja lah.

Buku Graduale Triplex
(Foto: ABW)


Contoh Notasi Graduale Triplex
(Foto: ABW)


Kalau Anda sudah melihat-lihat berbagai buku Graduale di atas, Anda akan menemukan, bahwa persis setelah Lagu/Antifon Pembuka (=Introitus) dan sebelum Alleluia, ada yg diberi kode GR alias Graduale. Itu adalah Mazmur Tanggapan kalau di masa sekarang ini. Dinamakan Graduale karena dulu dinyanyikan bukan dari ambo alias mimbar sabda, tapi di anak tangga (=gradus) untuk naik ke ambo model kuno itu. Secara umumnya, untuk tiap-tiap Misa, Graduale Romanum menyediakan Introitus (=Lagu Pembuka), Graduale (=Mazmur Tanggapan), Alleluia atau Bait Pengantar Injil lain, Offertorium (Lagu Persembahan), dan Communio (=Lagu Komuni). Maka, kalau Anda mau menyanyi Gregorian, tidak perlu pusing pilih-pilih lagu yang mana yang cocok untuk dinyanyikan. Semua sudah diberikan. Oh ya, dalam Ritus Romawi memang tidak dikenal adanya lagu penutup.  Biasanya organ pipa dimainkan saat imam dan pelayan-pelayan meninggalkan panti imam kembali ke sakristi.

Ambo dan Gradus (Anak Tangga) Katedral Jakarta
(Foto: Deskgram.net)


Akhirnya, Anda yang butuh berbagai macam petunjuk dasar untuk mempelajari musik Gregorian, silakan coba periksa link berikut ini. Di sana ada berbagai tulisan lama saya dari tahun 2008. Semoga bermanfaat. Kalau mau yang lengkap, silakan kunjungi situs musicasacra.com; ada semuanya di sana.


Catatan: Artikel ini, dengan beberapa foto di atas, dimuat dalam Majalah Liturgi yang diterbitkan oleh Komisi Liturgi KWI, Vol. 29 No. 4 - Okt-Des 2018.

No comments:

Post a Comment